Renungan Kristen| Saya Siap Diutus| Yunus 1:1-4:11| PA Kristen|
"Saya Siap Diutus"
(Yunus 1:1-4:11)
Secara
umum, tindakan pengutusan dilakukan sebagai upaya membawa “dari” dan “kepada.” Dari menunjuk kepada status awal baik
keadaan/ kondisi, tempat ataupun sikap dan Kepada
menunjuk suatu objek dari keadaan awal tersebut dengan sebuah tujuan. Dalam
kekristenan, pengutusan sudah menjadi hal yang sering dijumpai. Tatkala
pengutusan itu, dilaksanakan dalam konteks akademik, gereja, lembaga misi, dll,
juga memiliki nilai alkitabiah yang perlu dipahami . Yesus dalam pelayanan
semasa hidup-Nya didunia, meninggalkan teladan dalam kaitannya dengan
pengutusan (bnd. Mat. 10:5-15; Mrk. 6:6b-13; Luk. 9:1-6;10:1-12. Dalam hal ini
dapat dilihat dalam narasi bahwa Yesus mengutus murid-murid-Nya dalam posisi
Yesus telah mengajarkan segala bentuk yang akan mereka kerjakan sesampainya di
tempat dimana mereka diutus. Dijumpai juga dalam narasi, bahwa murid-murid
harus meninggalkan zona nyaman dan berusaha hidup dalam kecukupan yang ada. Ketika
Yesus pada saat-saat terakhir bersama dengan murid-murid sebelum kenaikan-Nya;
Yesus memberikan suatu Amanat untuk Pergi,
Jadikan, Baptis dan Ajar (Mat. 28:19-20).
Konsep ini menjadi dasar Orang Kristen Percaya untuk pergi (diutus) dan
melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Sayangnya, dalam realita masa kini, dijumpai
banyak kehidupan orang percaya Kristen yang tidak lagi melihat kepentingan
Amanat Agung Yesus Kristus itu perlu dilakukan lagi. Kekristenan kehilangan
semangat radikal untuk pergi (diutus) mengabarkan sukacita kerajaan Allah.
Tidak lepas dari itu, tantangan zaman yang serba praktis ini melemahkan semangat yang mula-mula. Generasi
kini tidak mau lagi keluar dari zona nyaman yang mereka nikmati. Sebagai orang
yang benar-benar mengaku percaya kepada Yesus, maka selayaknyalah kita siap dan
mau untuk pergi (diutus) dalam pelayanan yang Tuhan rencanakan bagi kita,
karena sesungguhnya, ditengah pergumulan pengutusan dan keluar dari zona nyaman
itu, ada harta besar yang Tuhan telah siapkan bagi setiap kita.
Untuk
itu, marilah kita melihat dan menyelidiki bersama kebenaran Firman Tuhan
tentang pengutusan Yunus berikut, sebagai komitmen kita untuk siap diutus,
keluar dari zona nyaman kita demi kepentingan kemuliaan Allah:
I.
Pertanyaan
Penyelidikan
1.
Apa yang
mendasari Yunus pergi ke Niniwe?
2.
Mengapa Yunus
justru melarikan diri dari panggilan dan bahkan Jauh dari Hadapan Tuhan?
3.
Apa yang
terjadi, ketika Yunus berusaha lari dari panggilan Tuhan? Bisa narasikan kepada
teman-teman dalam kelompok!
4.
Apa yang saudara
amati pada pasal 2?
5.
Apa respon Yunus
pada panggilan kedua?
6.
Apa yang
memotivasi Yunus untuk mau pergi ke Niniwe pada panggilan kedua? Apakah karena
sebelumnya telah diberikan teguran oleh Tuhan?
7.
Apa yang
terjadi, ketika Yunus mengikuti panggilan dan perintah Tuhan? bisa narasikan
kepada teman-teman dalam kelompok!
8.
Apa yang Tuhan
lakukan selanjutnya kepada Yunus? (lht. Ps 4)
II.
Pertanyaan Implikasi
dan Implementasi
1.
Bagaimana
saudara melihat/ memandang pengutusan kepada
saudara?
2. Apa yang begitu
merintangi saudara dalam mempersiapkan diri untuk pengutusan?
3.
Bagaimana respon
dan tindakan saudara ketika ditempatkan disuatu daeah yang sangat berbeda jauh
dari persepsi saudara? Beranikah keluar dari zona nyaman?
4.
Dalam pergumulan
saudara untuk diutus, apa yang perlu anda lakukan? (bnd. Yun 2)
5.
Dalam pasal 4,
apa yang saudara temukan sebagai kekuatan dan sukacita ketika saudara diutus?
6. Siapkah saudara
diutus dan keluar dari zona nyaman saudara demi kepentingan kehendak dan
perintah Tuhan?
7.
Berikan satu
komitmen mengapa saudara siap diutus!
“Mengikut Yesus Menuntut Harga Yang Sangat Mahal;
Tetapi
Masih Tak Semahal Jika Tidak Mengikuti-Nya;
Saat
Anda Mengenal Kristus; Anda Pasti Ingin
Agar
Orang Lain Juga Mengenal-Nya”
Komentar
Posting Komentar