Khotbah Topikal 1 Kor. 4:4-5; Mat. 24:13; Why. 1:3
Khotbah
Topikal
Teks :
I Kor. 4:4-5; Mat. 24:13; Why. 1:3
Tema :
Sikap orang percaya dalam menanti kedatangan Kristus yang kedua kali.
Tujuan :
Supaya setiap orang percaya memiliki sikap yang baik, sesuai dengan nasehat-nasehat
dalam teks Alkitab ini.
PENDAHULUAN
Saudara-saudara
yang kekasih dalam Yesus Kristus
Kedatangan
Kristus yang kedua kali merupakan suatu doktrin yang sangat penting. Henry
Thiessen mengatakan, “Sepanjang Alkitab peristiwa kedatangan Kristus yang kedua
kali memperoleh kedudukan yang penting. Kedatangan Kristus yang kedua kali sangat
penting karena hal ini merupakan pengharapan orang percaya yang telah disatukan
dengan Kristus. Setelah Yesus menyelesaikan segala pekerjaan-Nya di dunia maka
Ia pun terangkat ke Sorga untuk menyediakan tempat bagi orang yang percaya
kepada-Nya. Ia berjanji akan kembali menjemput setiap orang yang percaya
kepada-Nya. Kedatangan Kristus yang kedua kali adalah peristiwa yang akan
segera terjadi tetapi hal ini tidak diketahui kapan akan terjadi. Alkitab menyebutkan bahwa kedatangan Kristus
itu seperti pencuri. Oleh sebab itu berjaga-jagalah karena Anak manusia datang
pada saat yang tidak kamu duga (Mat. 24:44).
Pada
zaman ini berbagai faktor-faktor yang akan membuat manusia untuk semakin
mencintai dunia ini. Sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali maka akan
terjadi berbagai peristiwa seperti perang, gempa bumi, orang akan murtad serta
meninggalkan Imannya kepada Yesus dan berbagai peristiwa lain yang akan
menggemparkan dunia. Oleh sebab itu kita sebagai orang percaya perlu memiliki
sikap yang sesuai dengan Firman Tuhan dalam menanti kedatangan-Nya yang kedua
kali.
Proposisi : Setiap orang percaya
harus senantiasa memiliki sikap yang baik, sesuai Firman Tuhan dalam menantikan
kedatangan Kristus yang kedua kali.
Kata
kunci : Nasihat-nasihat
Kalimat
Transisi : Bagaimanakah sikap
setiap orang percaya (SOP) dalam menanti kedatangan Kristus yang kedua kali?
Sikap setiap orang percaya dalam menanti
kedatangan Kristus yang kedua kali adalah sesuai dengan nasihat-nasihat dalam
pembacaan kita tadi. Nasihat yang pertama ialah:
I.
Jangan saling
menghakimi (I Kor. 4:4-5)
Argumentasi:
Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata
“menghakimi” artinya mengadili atau berlaku sebagai hakim. Artinya bahwa dalam
mengadili sesuatu perkara kita berlaku sebagai hakim yang akan mengadili. Kita
kembali kepada pembacaan kita. Salah satu dosa atau kesalahan yang hendak
diperbaiki oleh Rasul Paulus dalam jemaat di Korintus adalah mengenai jemaat di
Korintus yang suka mencari-cari perkara dan saling mengadu di hadapan
pengadilan orang kafir, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya perpecahan.
Hal ini sangat ditentang oleh Rasul Paulus. Itulah sebabnya Ia menulis teks ini yang
berisi nasihat kepada jemaat di Korintus. Dalam konteks pembacaan kita ini,
Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat yang ada di Korintus, bahwa
janganlah menghakimi atau menilai para pelayan Tuhan sebelum waktunya sebab
hanya ada satu hakim yaitu Tuhan Yesus. Ia sendirilah yang akan menerangi dan
memperlihatkan apa yang tersembunyi dalam kegelapan serta apa yang direncanakan
dalam hati (I Kor. 4:5). Hanya Tuhan yang dapat menghakimi, maka penghakiman
harus menantikan Dia. Pada waktunya Ia akan melaksanakannya dengan adil dan menyeluruh.
Ilustrasi: Ada
banyak anggota jemaat dan bahkan dikalangan hamba Tuhan sendiri yang selalu
menilai pelayanan rekan sekerjanya. Mereka mengatakan bahwa pelayanan rekan
sekerjanya itu tidak diterima oleh Tuhan.
Aplikasi: Periksalah
diri saudara, apakah pernah melakukan hal seperti ini yaitu selalu menilai
pelayanan hamba Tuhan atau mengklaim bahwa pelayanan saudara-saudara kita yang
lain tidak berkenan kepada Allah? Kalau pernah bertobatlah dan berhentilah
melakukan hal tersebut.
Kalimat Transisi: Kita
telah belajar bahwa dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus SOP harus janganlah
saling menghakimi satu dengan yang lainnya; selanjutnya kita akan belajar
nasihat yang kedua yaitu,
II.
Bertahan dan tekun
dalam Iman (Mat. 24:13)
Argumentasi:
Pada zaman Tuhan Yesus orang Yahudi percaya bahwa penderitaan
besar akan menyertai kedatangan kerajaan Allah. Dalam konteks pembacaan kita
ini berbicara tentang keadaan manusia sebelum atau menjelang kedatangan Yesus
Kristus yang kedua kali yaitu bahwa akan terjadi peristiwa atau
kejadian-kejadian seperti kedurhakaan akan bertambah, adanya nabi palsu serta
kasih menjadi dingin dan lain-lain (Mat. 24:10b-12). Keadaan pada waktu itu
akan sama seperti “pada zaman Nuh” ketika kecenderungan hati manusia jahat
semata-mata (Kej. 6:5). Zaman sekarang sudah mulai muncul kejadian seperti ini.
Akan tetapi bahwa siapa yang bertahan dan bertekun dalam Iman akan
diselamatkan. Bertahan dalam bahasa Yunani yaitu u`pomei,naj (upomeinas) yang berasal dari kata u`pomevvvvvvvvno (upomeno) yang artinya tinggal, bertahan, menanggung,
tetap yang ditulis sebanyak 17 kali dalam Perjanjian Baru . Kata ini merupakan
kata kerja serta dalam bentuk Aorist (dulu pernah terjadi dan masih berlaku
sampai sekarang).
Ilustrasi: Pada masa kehidupan
Rasul Paulus ia tekun dalam Iman meskipun ia mengalami banyak penderitaan
dan penganiayaan dari pihak Yahudi sendiri dan juga Stefanus yang tekun selalu
dalam Iman pengharapan kepada Yesus Kristus meskipun ia mati dirajang batu
serta ketekunan Rasul-rasul yang lainnya dalam memberitakan Injil meskipun
menghadapi banyak tantangan yang diperhadapkan bagi mereka.
Aplikasi: Kalau tokoh-tokoh dalam Alkitab ini bisa tekun dan
bertahan dalam Imannya maka kita juga pasti bisa bertahan dan tekun dalam Iman
sebab Roh Kudus ada sebagai penolong serta penuntun kita untuk melakukan
kehendak Allah. Tetapi adakah kita
sebagai orang Percaya mau untuk bertahan dan tekun selalu dalam Iman kepada
Tuhan Yesus dalam menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali, yang walaupun kita
diperhadapkan dengan berbagai tantangan yang akan berusaha menggeser iman kita
kepada Kristus.
Kalimat Transisi: Kita telah belajar dua nasihat dalam menantikan kedatangan
Kristus yang kedua kalinya, yaitu tidak boleh saling menghakimi, bertahan dan
tekun dalam Iman. Sekarang kita akan belajar nasihat yang ketiga yaitu:
III.
Setia kepada Firman Allah
(Why. 1:3)
Argumentasi:
Firman
Allah adalah perkataan Allah sendiri yang diwahyukan kepada manusia. Alkitab
adalah Firman Allah dan merupakan satu-satunya standar kebenaran yang mutlak. Dalam
konteks pembacaan kita ini berbicara tentang wahyu yang diterima oleh Yohanes
dari Tuhan Yesus mengenai segala sesuatu yang akan terjadi (Why. 1:1-2).
Artinya bahwa hal ini merupakan nubuatan mengenai sesuatu yang akan terjadi. Yohanes
telah bersaksi tentang Firman Allah, yaitu kesaksian Yesus Kristus, yang telah
dilihatnya. Dave Hagelberd mengatakan,”Pada ayat ketiga ini mengandung ucapan
bahagia, yaitu untuk dia yang membacakan kata-kata nubuat ini, dan untuk
mereka yang mendengarkan nubuat ini
serta menuruti apa yang tertulis di dalamnya. Bauckhman mengatakan, “Dalam
kitab Wahyu ada 7 ucapan bahagia yang menjadi inti dari beban kitab Wahyu. Ucapan
bahagia diulangi tujuh kali karena kebahagiaan yang ada bagi setiap orang yang
menuruti apa yang ada tertulis di dalam Kitab Wahyu adalah kebahagiaan yang
sempurna. Kitab Wahyu adalah Firman Allah. Apa yang tertulis di dalamnya bahwa
kita dituntut untuk setia melakukannya dalam sepanjang kehidupan kita karena
kita akan mendapat pahala nantinya seperti yang digambarkan dalam pasal 2-3.
Ilustrasi:
Daniel
bersama dengan teman-temannya ketika mereka ditawan di Babel. Mereka memilih
taat kepada Allah daripada menyembah kepada patung-patung yang dibuat oleh raja
Babel. Meskipun pada akhirnya mereka dicampakkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala dan berbagai malapetaka yang harus dihadapinya.
Aplikasi:
Rekan-rekan
yang sama dikasihi oleh Tuhan. Taatilah Firman ini, karena tidak lama lagi Dia
yaitu Yesus Kristus yang digambarkan dalam ayat ini akan membagikan pahala pada
saatnya nanti bagi setiap kita orang percaya.
Kesimpulan:
Kita
telah belajar tiga nasihat yang harus dilakukan oleh SOP dalam menantikan
kedatangan Kristus yang kedua kalinya yaitu: jangan saling menghakimi, bertahan
dan tekun dalam Iman dan Setia pada Firman Allah.
Pengajakan:
Marilah
kita mengoreksi diri kita masing-masing dan jujur dihadapan Allah. Apakah
selama ini kita selalu hidup berkenan kepada Allah atau tidak. Dalam menantikan
kedatangan Kristus yang kedua kali yang kita tidak ketahui kapan akan terjadi,
marilah kita mempersiapkan diri dengan jangan saling menghakimi satu dengan
yang lain, tetap bertahan dan tekun dalam iman serta setia kepada Firman Allah
agar kita didapati oleh Kristus dengan tidak bercacat cela dihadapan-Nya. Maka
kita akan masuk dalam perhentian yang kekal selamanya bersama Yesus Kristus di
Sorga-Nya yang mulia.
AMIN
Komentar
Posting Komentar