Khotbah Tekstual: Doa Yang Didengar Oleh Allah (Matius 6:5-7)

 

Khotbah Tekstual

Nats     : Matius 6:5-7

Tema   : Doa yang di dengar oleh Allah

Tujuan : supaya jemaat dapat berdoa dengan benar sehingga dapat didengar dan dijawab oleh Allah.


Pendahuluan :

            Istilah doa yang paling sering kita dengar misalnya doa adalah nafas hidup orang percaya. Orang Kristen tentu menjadikan doa sebagai gaya hidup, bukan hanya sebagai rutin nitas saja. Seperti kita bernafas, tentu jika tidak bernafas maka kita akan mati, begitun dengan doa, jika kita tidak berdoa tentu kita disebut sebagai orang Kristen yang mati dan mati secara Rohani, karena tidak ada hubungan dengan Allah bapa kita.

            Istilah doa yang paling sederhanya lagi ialah doa merupakan sarana komunikasi kita dengan Allah, dalam artian bahwa dalam berdoa kita membangun sebuah interaksi percakapan kita dengan Allah. Sama seperti anak kepada orang tuanya yang membangun komunikasi atau percakapan, misalnya sang anak ingin meminta sesuatu kepada orang tuanya maka tentu ia terlebih dahulu mengungkapkannya  melaui percakapan. Mungkin orang tua sudah mengethui apa yang menjadi kebutuhan kita, tetapi ia ingin supaya kita meminta sendiri apa yang menjadi kebutuhan kita dan tentu dengan cara yang benar.

            Begitupun dengan Allah Bapa kita yang disurga, sudah tentu Allah mengetahui kebutuhan kita, tetapi Ia ingin supaya kita mengungkapkan dan meminta kepada-Nya. Dengan begitu akan terjalin hubungan yang erat antara kita manusia denga Bapa di sorga. Dalam  berdoa ada doa yang tidak didengar bahkan tidak dijawab oleh Allah. tentu dengan Alasan atau mungkin cara berdoa kita yang salah.

PROPOSISI   : Setiap orang Kristen dapat berdoa dengan benar dan didengar oleh Allah

KATA KUNCI         : CARA-CARA

Kalimat Transisi        :

            Supaya doa setiap orang dapat didengar oleh Allah maka ada dua cara berdoa yang benar sehingga dapat didengar oleh Allah.

1.      Berdoalah dengan tidak munafik ( ayat 5 )

            Dalam ayat ini Yesus menjelaskan tentang kehidupan orang Farisi dan pengikutnya. Mereka berdoa dengan cara yang munafik bahkan ingin dilihat oleh orang lain. Bahkan dikatakan ada yang berdiri di rumah ibadat, ditikungan jalan. Dengan cara seperti ini mereka ingin dilihat oleh orang lain dan ingin dipuji demi kepentingan mereka sendiri. Mereka ingin dilihat sebagai orang yang rohani.  Tetapi cara yang benar ialah masuklah dalam kamar dan tutuplah pintu dan beroalah kepada Bapamu yang tersembunyi. Maka Allah yang melihat yang tersembunyi akan membalaskan kepadamu.  Dalam teks dikatakan mereka telah menerima upahnya. Penggunaan istilah ini secara komersial menunjukkan pembayaran lunas dengan tanda terima. Perbuatan kebenaran yang untuk pamer telah langsung mendapat pembayaran lunas; Allah tidak akan menambahkan apa-apa. Mereka yang senang memberikan sumbangan secara diam-diam akan memperoleh upah tersendiri, bukan dengan pujian manusia. namun oleh Bapa surgawi.        

Ilustrasi          :

            Ada beberapa orang bahkan kebanyakan anak muda jaman sekarang ini memiliki cara berdoa seperti ini. Bahkan ada yang memasang doanya didalam dunia maya misalnya didalam Facebook, entah dengan motivasi yang benar atau salah. Contohnya saat mau bepergian kesuatu tempat ia memasang doanya dalam facebook yang mengatakan seperti ini “Tuhan tolong tibakan kami dengan selamat”.

            Bagi saya itu kurang tepat karena tidak ada gunanya, mungkin ada motivasi yang tidak benar. Misalnya saja ia ingin dilihat sebagai orang yang rohani.

Aplikasi          :

            Allah ingin kita mengungkapkan doa kita yang serius dengan Dia. Bukan melalui dunia Maya atau melaui Facebook ini yang ingin dilihat orang lain bahwa kita adalah orang rohani padahal hanya untuk kepentingan kita sendiri. Kita ingin dipuji oleh orang lain. Jika ingin berdoa, berdoalah lebih dahulu secara sekeluarga didalam rumah bukannya berdoa didalam dunia maya supaya dilihat oleh orang banyak.

            Setelah kita belajar cara yang pertama yaitu berdoa dengan tidak munafik, kita akan belajar cara yang kedua atau yang terakhir yaitu:

2.      Berdoa dengan tidak bertele-tele ( ayat 7 )

            Bertele-tele (mengulang dengan sia-sia, maksudnya: mengoceh) merupakan ciri khas dari doa orang yang tidak mengenal Allah (kafir). seperti halnya orang munafik yang senang berlagak. Tindakan semacam itu menganggap doa sebagai usaha untuk mengatasi ketidaksediaan Allah untuk menjawab, dengan Cara membuat-Nya lelah mendengar kata-kata kita. Tetapi bukan sekadar panjangnya doa atau pengulangan yang dikecam oleh Kristus (Yesus berdoa sepanjang malam, (Luk 6:12) dan mengulangi permohonan-Nya,( Mat 26:44), melainkan motivasi yang tidak pantas yang melatarbelakangi tindakan-tindakan itulah yang dikecam-Nya.

Ilustrasi          :

            Ada seorang anak yang berdoa dengan doa yang indah dan panjang-panjang, bahkan sangat indah didengar. Penggunaan bahasanya menarik, syairnya pun teratur dengan nada yang indah. Tetapi apakah doanya sudah tentu didengar oleh Allah. belum tentu

Aplikasi          :

            Allah tidak melihat seberapa panjangnya doa kita, indah syair yang kita gunakan tetapi Allah melihat motivasi dan keseriusan hati kita. Sebenarnya cara seperti ini tidak salah, tetapi jika dibarengi atau dilatarbelakangi dengan cara yang tidak baik, itulah yang dikecam oleh Yesus.

            Orang yang berdoa dengan motivasi yang baik dan dengan keseriusaan hati itulah yang didengar oleh Allah.

Yesus selanjutnya memberikan sebuah contoh tentang doa yang baik, doa yang lingkup serta ringkasnya mengagumkan. Sekalipun jelas doa itu tidak dimaksudkan untuk diucapkan karena takhayul (tindakan yang dikecam Yesus,  (Mat 6:7), dan tidak mencakup seluruh ajaran-Nya tentang doa (bdg.  Yoh 16:23,24), doa ini tetap dapat dipakai (bukan sekadar diucapkan) dengan kesungguhan hati yang diucapkan oleh semua orang yang sungguh-sungguh percaya. Orang Kristen, tentu saja, akan menyadari berdasarkan pernyataan yang belakangan bahwa doa itu dimungkinkan karena jasa Kristus.

KESIMPULAN        :

Kita telah belajar dua cara berdoa yang benar sehingga dapat didengar oleh Allah yang dapat dilakukan oleh setiap orang percaya yaitu : berdoa dengan tidak munafik, dan berdoa dengan tidak bertele-tele.

PENGAJAKAN       :

Marilah kita setiap orang percaya mengoreksi hidup kita, apakah kita sudah berdoa dengan benar. Jika belum maka hendaknya kita berdoa dengan cara yang benar sehingga setiap doa kita dapat didengar oleh Allah.

 

 

 

 

           

Komentar